HIV, AIDS dan Penularannya

Halo semua... disini saya akan menjelaskan tentang fenomena hari ini, yaitu Hari AIDS Sedunia... Pasti kalian semua sudah tahu apa itu AIDS, bagaimana penyebarannya, hingga tingkat kematiannya... Kali ini saya akan menjelaskan kembali tentang AIDS dan sejarah serta pengetahuannya...
Hari AIDS sedunia pertama kali dicetuskan pd Agustus 1987 oleh James W. Bunn dan Thomas Netter, dua pejabat informasi masyarakat utk Program AIDS Global di [[Organisasi Kesehatan Sedunia di Geneva, Swiss. lalu oleh Dr. Jonathan Mann, Direktur Pgoram AIDS Global (kini dikenal sbg UNAIDS) disetujuinya & sepakat dg rekomendasi bhw peringatan pertama Hari AIDS Sedunia akan diselenggarakan pada 1 Desember 1988.

Definisi dari AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia sesudah sistem kekebalannya dirusak oleh virus yang disebut HIV. Pengertian AIDS tercermin dari kepanjangan Acquired Immune Deficiency Syndrome, atau Sindrom Cacat Kekebalan Tubuh Dapatan.

AIDS adalah sindrom yang fatal karena menimbulkan kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita amat rentan dan mudah terjangkit beberapa penyakit. Antara lain penyakit yang disebabkan berbagai jenis protozoa, cacing, jamur, bakteri, virus dan kanker. Karena banyaknya variasi penyakit yang menyerang penderita, AIDS disebut suatu sindrom.

Kasus AIDS pertama ditemukan di AS pada 1981, tetapi kasus tersebut hanya sedikit memberi informasi tentang sumber penyakit ini. Sekarang ada bukti jelas bahwa AIDS disebabkan oleh virus yang dikenal dengan HIV. Jadi untuk menemukan sumber AIDS kita perlu mencari asal-usul HIV.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu virus yng menyerang sistem kekebalan tubuh manusia hingga akhirnya menimbulkan AIDS. HIV menyerang sel-sel darah putih sistem kekebalan tubuh. Sel yang bernama limfosit ini bertugas menangkal infeksi yng menyerang tubuh manusia. Sel ini juga disebut sel T-4, atau sel T penolong (T-helper).

HIV adalah kelompok retrovirus yg mempunyai kemampuan mengcopy cetak biru materi-materi Figenetik sel-sel manusia yang ditumpangi. Dengan proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.

Masa inkubasi HIV biasanya antara 5-7 tahun. Selama itu, penderita tidak memperlihatkan gejala-gejala, meski jumlah virus HIV semakin banyak dan sel T-4 semakin habis. Semakin kecil jumlah sel T-4, semakin rusaklah fungsi sistem kekebalan tubuh.

HIV dapat ditemukan dlm cairan tubuh seperti darah, cairan semen, cairan vagina & air susu ibu. HIV ditularkan melalui seks penetratif (anal atau vaginal) & oral seks; transfusi darah; pemakaian jarum suntik terkontaminasi secara bergantian dlm lingkungan perawatan kesehatan, & melalui suntikan narkoba; & melalui ibu ke anak, selama masa kehamilan, persalinan, & menyusui.

Masing-masing cara penularan, dapat dijelaskan sebagai berikut :
* Penularan Secara Seksual: HIV dpt ditularkan melalui seks penetratif yg tdk terlindungi. Sangat sulit utk menentukan kemungkinan terjadinya infeksi melalui hubungan seks, kendatipun demikian diketahui bahwa risiko infeksi melalui seks vaginal umumnya tinggi. Penularan melalui seks anal dilaporkan memiliki risiko 10 kali lebih tinggi dari seks vaginal. Seseorang dgn infeksi menular seksual (IMS) yg tdk diobati, khususnya yg bkaitan dgn tukak/luka & duh (cairan yang keluar dari tubuh) memiliki rata-rata 6-10 kali lebih tinggi kemungkinan untuk menularkan atau terjangkit HIV selama hubungan seksual. Dlm hal penularan HIV, seks oral dipandang sebagai kegiatan yg rendah risiko. Risiko dpt meningkat bila terdapat luka atau tukak di sekitar mulut & jika ejakulasi terjadi di dalam mulut.

* Penularan melalui pemakaian jarum suntik atau semprit secara bergantian: Menggunakan kembali atau memakai jarum atau semprit secara bergantian merupakan cara penularan HIV yang sangat efisien. Risiko penularan dpt diturunkan secara berarti di kalangan pengguna narkoba suntikan dgn penggunaan jarum & semprit baru yg sekali pakai, atau dgn melakukan sterilisasi jarum yg tepat sebelum digunakan kembali. Penularan dlm lingkup perawatan kesehatan dpt dikurangi dgn adanya kepatuhan pekerja pelayanan kesehatan terhadap Kewaspadaan Universal (Universal Precautions).

* Penularan dari Ibu ke Anak: HIV dpt ditularkan ke anak selama masa kehamilan, pd proses persalinan, & saat menyusui. Pd umumnya, tdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum & sesudah kelahiran. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi risiko infeksi, khususnya jumlah virus (viral load) dari ibu pada saat kelahiran (semakin tinggi jumlah virus, semakin tinggi pula risikonya.). Penularan dari ibu ke anak setelah kelahiran dpt jg tjadi melalui pemberian air susu ibu.

* Penularan melalui transfusi darah: Kemungkinan risiko terjangkit HIV melalui transfusi darah dan produk- produk darah yg terkontaminasi ternyata lebih tinggi (lebih dari 90%). Kendatipun demikian, penerapan standar keamanan darah menjamin penyediaan darah dan produk- produk darah yg aman, memadai & berkualitas baik bagi semua pasien yg memerlukan transfusi. Keamanan darah meliputi skrining atas semua darah yg didonorkan guna mengecek HIV & patogen lain yg dibawa darah, serta pemilihan donor yg cocok.

Penularan melalui ciuman di mulut berisiko sangat rendah, & belum ada bukti bahwa virus HIV dapat menyebar lewat air ludah karena berciuman. Segala jenis pelukaan dgn menggunakan benda yg tidak disterilkan, seperti silet/pisau, dpt menularkan HIV. Risiko penularan HIV melalui alat-alat penatoan tubuh dapat terjadi bila alat dalam penatoan yg digunakan terkontaminasi virus HIV & tidak disterilkan terlebih dahulu atau digunakan secara bergantian dgn orang lain. Alat yang digunakan secara disuntikkan pada kulit hendaknya dipakai hanya satu kali, kemudian dibuang atau dicuci & disterilkan secara seksama. Memakai pencukur jenggot secara bergantian hendaknya dihindarkan, kecuali benda-benda tersebut disterilkan sepenuhnya sebelum digunakan. Jika anda berhubungan intim dengan penderita HIV/AIDS, selalu ada risiko penularan bila berhubungan seks dengan seseorang penyandang HIV-positif. Risiko dapat dikurangi secara signifikan bila kondom digunakan secara konsisten dan tepat. Dan tidaklah aman bagi dua orang yang terinfeksi HIV untuk melakukan hubungan seks yang tak terlindungi karena adanya kemungkinan infeksi ulang dengan HIV tipe lain, & kemungkinan menularnya infeksi menular seksual (IMS). Penggunaan kondom sangat disarankan ketika kedua pasangan terinfeksi.

0 komentar:

Posting Komentar